KECERDASAN INTELEKTUAL KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN ISLAM
oleh : Zulkarnen,S.Pd
Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Lhokseumawe
ilustrasi (foto.nu.or.id) |
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman yang kian pesat menjadi
tatangan tersendiri bagi pendidikan Islam khususnya dalam melahirkan pemimpin –
pemimpin yang intelek dan cerdas untuk ditempatkan di pos – pos kepemimpinan
Islam itu sendiri secara khusus dan di lembaga lembaga lainnya secara umum. Mulai
dari Guru hingga ke pemimpim pemimpin didaerah baik sebagai kepala desa hingga
bupati, gubernur dan Presiden. Karena manyoritas penduduk Indonesia beragama
Islam jadi umat Islam harus benar – benar siap menjadi pemimpin yang baik,
khususnya kepemimpinan dalam dunia pendidikan.
Berbicara kepemimpinan adalah berbicara manajemen begitupun sebaliknya
bebicara manajemen adalah berbicara kepemimpinan. Namun dalam sebuah
kepemimpinan ada hal lain yang tidak bisa di pisahkan yaitu kecerdasan para
pemimpin itu sendiri karena kalau tidak ada kecerdasan dari seorang pemimpin
kepemimpinan tersebut tidak akan berjalan dengan baik
Dalam
Dunia Pendidikan Kecerdasan adalah faktor utama yang menentukan seseorang dapat
dengan mudah menyerap semua ilmu yang di pelajarinya.
Kecerdasan atau inteligensi dalam bahasa Inggris
disebut Intelligence.Sebagaimana dikutip oleh Crow dan Crow (1984: 205), bahwa intelegensi
berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat pada
kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru,
keadaan ruhaniah secara umum yang dapat menyesuaikan dan meghadapi
problema-problema dan kondisi-kondisi yang baru dalam kehidupan. Secara
inteligensi artinya orang yang cerdas adalah orang yang memiliki sikap dan
tanggap dalam menyikapi suatu persoalan serta mampu menyesuaikan diri untuk
menghadapinya.[1]
Dalam Kepemimpinan Pendidikan
Islam Kecerdasan intelektual sangatlah berpengaruhi karena menyangkut tentang
visi misi lebih lengkap lagi berkaitan dengan manajemen dalam menjalankan
kepemimpinannya. Kecerdasan Intelektual lebih menyangkut tentang kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati,
jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan
yang lain. [2]
Dalam
Islam sendiri kecerdasan sangatlah diutamakan di dalam al quran ditemukan sejumlah kisah – kisah, tokoh, nabi,
rasul baik itu dari katagori yang paling tinggi, rendah penderitaan mendapat
cobaan penyakit, budak kemudian menjadi raja, mencari Tuhan hingga menemukan
Allah SWT sebagai Tuhan, mampu berbicara dengan segala bahasa. Kisah – kisah
ini bermaksud untuk memberikan pelajaran terhadap ulil albab (orang
yang memilki kecerdasan). Allah SWT menurunkan al quran untuk umat
manusia dengan maksud dan tujuan, semuanya itu adalah untuk membahagiakan manusia
baik dunia maupun akhirat secara umum, namun secara mendasar mencerdaskan
manusia sehingga bisa hidup dalam hidayahNya dengan kecerdasan
yang dimilikinya. Namun pesonal manusia kadang – kadang tidak mampu menggapai
kecerdasan tanpa bantuan oleh lain, dengan kata lain harus ada yang memimpin
dan pemimpin tersebut harus mempunyai kecerdasan khususnya kecerdasan
Intelektuan yang akan kita bahas berikut ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KECERDASAN
Sebelum kita membahas tentang
tentang kecedasan Intelektual baiknya
terlebih dahulu
kita memahami tentang apa kecerdasan itu sendiri atau dengan kata lain
mengetahui apa itu pengertian kecerdasan. Dalam kamu Bahasa Indonesia, Cerdas
adalah sempurna
perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam
pikiran. Kecerdasan Intelektual
adalah kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati,
jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan
yang lain. [3] Kecerdasan
(dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan hahasa Arab disebut al-dzaka`)
menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu.
Dalam arti, kemampuan (alqudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dan
sempurna. Begitu cepat penangkapannya itu sehingga Ibnu Sina, seorang psikolog
falsafi, menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuitif (al-badlsj (Mujib,
2001). Binet ketika mengadakan tes
kecerdasan individual menekankan pada masalah penalaran, imajinasi, wawasan (irrsight),
pertimbangan, dan daya penyesuaian sebagai proses mental yang tercakup
dalam tingkah laku kecerdasan. Namun pada penelitian yang, lain, pengukuran
kecerdasan ditekankan pada kemampuan penyesuaian diri secara cepat dan efektif
terhadap situasi yang baru. [4]
Penelitian yang berbeda memberikan
penekanan pada kemampuan memecahkan masalah-masalah abstrak. Berdasarkan hasil
penelitian di atas, J.P. Chaplin (1999) kemudian merumuskan tiga definisi
kecerdasan, yaitu:
1. kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan
efektif;
2. kemampuan
menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat unsur, seperti
memahami, berpendapat, mengontrol, dan mengritik; dan
Dalam pengertian yang lebih luas, William
Stern, yang dikutip oleh Crow and Crow (1984), mengemukakan bahwa inteligensi
berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat pada
kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru,
keadaan ruhaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problema-problema
dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan. Pengertian ini tidak hanya
menyangkut dunia akademik, tetapi lebih luas, menyangkut kehidupan non
akademik, seperti masalah-masalah artistik dan tingkah laku sosial. Pada
mulanya, kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal (intellect)
dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanva hersentuhan
dengan aspek-aspek kognitif (al-majal al- ma'rifi). Namun pada
perkembangan berikutnya, disadari hahwa kehidupan manusia bukan semata-mata
memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu mendapat
tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek afektif (al-majal
al-infi'ali), seperti kehidupan emosional, moral, Spiritual, dan agama.
Karena itu, jenis-jenis kecerdasan pada diri seseorang sangat beragam seiring
dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.[6]
Dalam Penulisan kali ini kita lebih
memfokuskan kecerdasan Intelektual dalam kepemimpinan Pendidikan Islam.
B. MACAM – MACAM KECERDASAN
INTELEKTUAL
Sebelum masuk dalam kecerdasan Intelektual yang berkaitan dengan
Kepemipinan Pendidikan Islam baiknya sejenak melihat berbagai macam kecerdasan
Intelektual namun tidak harus kita fahami lebih lanjut khususnya dalam
pembahasan makalah ini, namun hanya untuk kita ketahui semata. Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia paling tidak ada 8 macam kecerdasan intelektualnya, yaitu: [7]
1. KECERDASAN
LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah
kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun
tulisan. Ciri-ciri:
1.
Anda senang bermain
dengan kata-kata. Anda menikmati puisi. Anda suka mendengarkan cerita.
2.
Anda membaca apa saja;
buku, majalah, surat kabar dan bahkan label produk.
3.
Anda merasa mudah dan
percaya diri mengekspresikan diri anda baik secara lisan maupun tulisan.
Contohnya, anda pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan atau
menulis mengenai sesuatu hal.
4.
Anda suka membumbui
percakapan anda dengan hal-hal menarik yang baru saja anda baca atau dengar.
5.
Anda suka mengerjakan teka-teki silang,bermain
scrable atau bermain puzzle. Anda dapat mengeja dengan sangat baik.
2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun
solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ciri-ciri:
1. Anda senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental
(mencongak).
2. Anda tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk
melihat cara kerja sesuatu hal.
3.
Anda merasa mudah
melakukan perencanaan keuangan. Anda menetapkan target dalam bentuk angka dalam
bisnis dan hidup anda.
4.
Anda senang menyiapkan
jadwal perjalanan secara terperinci. Anda sering menyiapkan, memberi nomor dan
menetapkan suatu daftar kerja.
5.
Anda senang dengan
permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan
statistis seperti permainan cheker atau catur.
3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah
kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat
(cermat). Ciri-ciri:
1.
Anda menyukai seni, menikmati lukisan
dan patung. Anda memilki citra rasa yang baik akan warna.
2. Anda cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera
atau handycam.
3. Anda bisa menulis dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir mengenai
sesuatu. Anda dapat menggambar dengan cukup baik.
4. KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk
menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan
bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi
dan timbre dari musik yang didengar. Ciri-ciri:
1.
Anda dapat memainkan alat musik.
2. Anda dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada.
3. Anda biasanya dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan
beberapa kali saja.
5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan
untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.
Ciri-ciri:
1. Anda senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau
komite.
2. Anda lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri.
3. Orang sering kali datang kepada anda untuk meminta nasihat.
6. KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.
Ciri-ciri:
1.
Anda memiliki buku harian untuk mencatat
pikiran anda yang sangat dalam dan pribadi.
2. Anda sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri.
7. KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam
menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan
perasaan. Ciri-ciri:
1.
Anda gemar berolahraga atau melakukan
kegiatan fisik.
2. Anda cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri.
3. Anda senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti
berjalan atau lari.
8. KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis
adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat
kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Ciri-ciri:
1.
Anda senang memelihara atau menyukai
hewan.
2. Anda dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan
tanaman.
Dari macam
pembagian diatas dapatlah kita kenali bahwa kecerdasan intelektual sangatlah
luas cakupannya dalam kehidupan manusia, selain yang dikenalkan diatas di
Indonesia sendiri medoi 2000
diperkenalkan Teori Kecerdasan Baru Metode ini dipopulerkan oleh praktisi sumber daya manusia di Indonesia oleh
Ary Ginandjar Agustian pada medio 2000. metode ESQ meruapakan konvergensi
antara prinsip kerja kecerdasan emosional atau emotional quetiont (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) (Agustian, Ary Ginandjar, 2005:17). Akan tetapi dalam
perspektif Agustin, metode ini adalah penggabungan dari ketiga kecerdasan yang
diawali kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ),dan kecerdasan
spiritual (SQ). Konsep ESQ adalah bentuk penyelarasan kebutuhan akan kepentingan duniawi
dan akhirat sebagai makhluk hidup dua dimensi-dengan meminjam istilah Prof.
Notonegoro, mono-dualisme – maka dikonfigurasikan gagasan yang bersifat efektif
antara konsep duniawi yang membutuhkan kepekaan emosi dan intelegensia yang
baik di satu sisi dengan penguasaan ruhiah vertikal sebagai inspirasi spiritual
(Agustian, Ary Ginandjar, 2005:17) [8]
C.
KECERDASAN INTELEKTUAL KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Kecerdasan Intelektual tidak bisa
di pisahkan dalam kepemimpinan Pendidikan Islam. Karena Intelektual
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungan secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa intelegensi adalah suatu kecerdasan mental yang melibatkan proses
berfikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati
secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berfikir rasional itu. sedangkan IQ atau
singkatan dari Intelegence Quotient adalah skor yang diperoleh dari sebuah tes
kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai
taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang
(Wirahimaja, 2003) maka dari itu
Pendidikan Islam sangat membutuhkan kemimpin yang mempunyai intelektual yang
super dan bisa di andalkan dalam menjalani roda organisasi. Berikut beberapa
Gambaram Kecerdasan Intelektual dalam kepemimpinan pendidikan Islam, antara
lain
1.
Kecerdasan Intelektual dalam Al Quran
Islam memberi teladan kepada
kita untuk mempelajari semua disiplin ilmu lewat sosok ulul-albab. Kata
‘Ulul-Albab’ yang disebut enam belas kali dalam Al-Qur’an itu adalah kelompok
manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Mereka diberi
pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan, disamping pengetahuan yang mereka
peroleh secara empiris. [9]
“Allah
memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang
diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang
dapat mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (QS. 2:269)
Di
dalam Al-Qur’an Allah juga berfirman bahwa: “Mereka adalah orang yang bisa
mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. 12:111)
“Mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah, dan mereka itulah ulul
albab.” (QS. 3:7)
Makna dari kalimat ‘mengambil pelajaran dari sejarah umat
manusia’ memiliki arti yang kompleks yakni mempelajari sejarah berbagai bangsa
dengan berbagai disiplin ilmu yang ada di dalamnya, untuk disimpulkan dan
dijadikan satu pelajaran yang bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk dalam
mengambil keputusan di dalam kehidupan dan khususnya dalam hal pelaksanaan
Kepemimpinan pendidikan Islam. Al Quran sudah sangat sempurna mengajarkan
bagaimana seorang pemimpin itu harus melaksanakan tugasnya dengan baik, Al
quran juga sangat terang mengajurkan bahwah setiap manusia haruslah cerdas
dalam bingkai keislaman bukan cerdas dalam bingkai kekhufuran
2. Kecerdasan Intelektual Dalam hadits
Bercara hadits adalah bicara Rasulullah SAW. Tidak sedikit
Rasulullah menganjurkan kepada sahabatnya dan ummatnya untuk memperhatikan
tentang kecerdasan intelektual, berikut beberapa hadits yang menggambarkan hal
tersebut
"Ilmu sebelum
perkataan dan perbuatan,sesuai dengan perkataan Allah (ketahuilah tiada Tuhan
selain Allah) Ia memulainya dengan Ilmu sesungghunya ulama adalah pewaris para
nabi, mereka mewarisi ilmu dengan sangat lengkap, barang siapa yang menempuh
jalan (proses belajar dan mengajar) untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga." (Hadist Bukhari)
"Barang siapa
yang akan diberikan kebaikan oleh Allah maka ia akan diberikan pemahaman, cara
untuk mendapatkan ilmu adalah dengan belajar." (Hadist Bukhari)
"Tidak boleh
hasad (iri) kecuali dalam dua perkara, seorang yang diberikan Allah kepadanya
harta dan ia menggunakannya untuk menegakkan kebenaran, dan seseorang yang
diberikan Allah kepadanya hikmah (ilmu pengetahuan yang luas) dan ia menerapkan
ilmu tersebut dalam kehidupannya dan mengajarkannya kepada orang lain.( Hadist Bukhari)
”Tanda-tanda hari
Kiamat diangkatnya ilmu, dan kebodohan bersemayam, khamar menyebar dan diminum
begitu pula perbuatan zina (Hadist Bukhari) [10]
3. Kecerdasan Intelektual Khulafaurrasyidin
Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam abu bakar as-sidiq sebagai
khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk
menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagi pemimpin agama dan
pemerintahan. Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa khalifah abu bakar ini
adalah sama dengan pendidikan islam yang dilaksanakan pada masa Nabi baik
materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan islam terdiri
dari pendidikan tauhid atau keimanan,akhlaq,ibadah,kesehatan dan lain
sebagainya.
1. Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib
disembah adalah Allah.
2. Pendidikan akhlaq,seperti adab masuk rumah orang,sopan santun
bertetangga,bergaul dalam masyarakat.
3. Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan shalat puasa dan haji.
4. Kesehatan seperti tenteng kebersihan, gerak-gerik dalam sholat merupakan
didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Menurut ahmad syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut
dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah
masjid, selanjutnya Asama hasan fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh
orang-orang arab pada masa Abu bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat Rasul yang terdekat.lembaga pendidikan islam adalah masjid, masjid
dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, sebagai sholat berjamaah, membaca
al-qur’an, dan lain sebagainya. Dengan meluasnya wilayah islam mengakibatkan
meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan
manusia yang memiliki ketrampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini di
perlukan pendidikan. Pada masa Umar bi khattab, mata pelajaran yang diberikan
adalah membaca dan menulis al-qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok
agama islam. Pendidikan pada masa Umar ini lebih maju dibandingkan dengan
sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa arab sudah mulai
tampak, orang yang baru masuk islam dari daerah yang ditaklukan harus belajar
bahasa arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahui islam, oleh karena itu
, pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab. Setelah Umar
kepemimpinan Pendidikan Islam di lanjutkan oleh Usman, Pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada,
namun hanya sedikit perunbahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat
yang berpengaruh dan dekat dengan rasul yang tidak diperbolehkan meninggalkan
Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap
di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi
pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Dan padamasa ini juga dibukukan Al
Quran sebagai panduan kecerdasan Umat
Manusia. [11]
4.
Kecerdasan
Intelektual para Ulama dan Ilmuan Islam
Selain yang di gambarkam dalam Al Quran dan Hadits juga
kecerdasan Intelektual kepemimpinan Islam yang dicontohkan oleh Khulafaurrasyidin kita juga juga dapan melihat bagaimana
kecerdasa pendidikan islam tersebut di contohkan oleh para ulama terdahulu dan
ilmuan – ilmuan Islam antara lain
a. Kecerdasan Intelektual Imam – imam Mazhab
b. Kecerdasan Intelektual Penemu – pememu Islam ( Ilmuan
Muslim)
c. Kecerdasan Intelektual para Ulama zaman sekarang
BAB III
PENUTUP
Ali bin
Abi Thalib telah memberikan gambaran yang gamblang tentang pentingnya Kecerdasan
Intelektual bagi kepemimpinan Islam, bahwa: “kebatilan yang diorganisir
dengan rapi akan dapat
mengalahkan perkara yang haq namun tidak diorganisir dengan baik .” Qawl ini
mengingatkan kita tentang pentingnya Tertata dengan rapi kecerdasan Intelektual
kita. Kecerdasan Intelektual dalam Kepemimpinan pendidikan Islam sangatlah di
perlukan apalagi dengan berkembang pesat ilmu pengetahuan dalam berbagai
bidang. Era Globalisasi ini membutuhkan kecerdasan Intelektual yang sangat
menentang kita dalam persaingan khususnya dalam dunia pendidikan. Karena setiap
saat penemuan – penemuan baru dihadirkan kehadapan publik. Bagaimanapun Islam
sebagai pemilik ilmu yang sah harus mampu menghadirkan kepemimpinan Islam yang
elegan dan mampu bersaing dan mempengaruhi peserta didik dari setiap jenjang
agar nuansa keislam lebih kental dalam penerapan keilmuan. Hal ini tentunnya
dituntut kecerdasan Intelektual yang tinggi dari para pemimpin pemimpin Islam
khususnya dibidang pendidikan Islam. Agar nantinya melahirkan generasi Islam
yang kuat yang dapat bersaing dalam
berbagai bidang.
Daftar Pustaka
Biah, Junal KHAZANAH: Vol. XII. No. 01 Januari-Juni, 2014 (Kombinasi Kecerdasan Intelektual dan
Kecerdasan Spritual dalam Pendidikan Era Global)
Thontowi
Ahmad, epaper Hakikat Kecerdasan Spritual 2001
Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan).
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000
businessballs.com
(2009). Howard Gardner’s multiple
intelligences. http://www.businessballs.com/howardgardnermultipleintelligences.htm.
http://safrudinsfil.blogspot.co.id/2009/11/metode-ini-dipopulerkan-oleh-praktisi.html
https://cintabelajarblog.wordpress.com/2016/12/16/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin/
Al Bukhari al
ja’fi, Al Bukhari, bi Hasyiati Sanadi
( Beirut : Dar Al Fikr, 1991 Jilid I hal 24 bab Ilmu
[1] Biah, Junal KHAZANAH: Vol. XII. No. 01 Januari-Juni, 2014 (Kombinasi
Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spritual dalam Pendidikan Era Global)
[2] https://kbbi.web.id/cerdas
[3] https://kbbi.web.id/cerdas
[4] Thontowi Ahmad,
epaper Hakikat Kecerdasan Spritual 2001
[5] Chaplin,
J.P, Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan). Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2000
[7] businessballs.com
(2009). Howard Gardner’s multiple intelligences. http://www.businessballs.com/howardgardnermultipleintelligences.htm.
[10] Al Bukhari
al ja’fi, Al Bukhari, bi Hasyiati Sanadi ( Beirut : Dar Al Fikr, 1991
Jilid I hal 24 bab Ilmu
[11] https://cintabelajarblog.wordpress.com/2016/12/16/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin/
Really very happy to say, your post is very interesting to read. I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job. Keep it up, click here for Roblox Song ID
BalasHapus