Trending Template

Makalah : Kecerdasan Intelektual

Kamis, Februari 01, 2018


KECERDASAN INTELEKTUAL KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
oleh : Zulkarnen,S.Pd
Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Lhokseumawe

ilustrasi (foto.nu.or.id)

BAB I
PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman yang kian pesat menjadi tatangan tersendiri bagi pendidikan Islam khususnya dalam melahirkan pemimpin – pemimpin yang intelek dan cerdas untuk ditempatkan di pos – pos kepemimpinan Islam itu sendiri secara khusus dan di lembaga lembaga lainnya secara umum. Mulai dari Guru hingga ke pemimpim pemimpin didaerah baik sebagai kepala desa hingga bupati, gubernur dan Presiden. Karena manyoritas penduduk Indonesia beragama Islam jadi umat Islam harus benar – benar siap menjadi pemimpin yang baik, khususnya kepemimpinan dalam dunia pendidikan.  Berbicara kepemimpinan adalah berbicara manajemen begitupun sebaliknya bebicara manajemen adalah berbicara kepemimpinan. Namun dalam sebuah kepemimpinan ada hal lain yang tidak bisa di pisahkan yaitu kecerdasan para pemimpin itu sendiri karena kalau tidak ada kecerdasan dari seorang pemimpin kepemimpinan tersebut tidak akan berjalan dengan baik
Dalam Dunia Pendidikan Kecerdasan adalah faktor utama yang menentukan seseorang dapat dengan mudah menyerap semua ilmu yang di pelajarinya.
Kecerdasan atau inteligensi dalam bahasa Inggris disebut Intelligence.Sebagaimana dikutip oleh Crow dan Crow (1984: 205), bahwa intelegensi berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru, keadaan ruhaniah secara umum yang dapat menyesuaikan dan meghadapi problema-problema dan kondisi-kondisi yang baru dalam kehidupan. Secara inteligensi artinya orang yang cerdas adalah orang yang memiliki sikap dan tanggap dalam menyikapi suatu persoalan serta mampu menyesuaikan diri untuk menghadapinya.[1]

Dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam Kecerdasan intelektual sangatlah berpengaruhi karena menyangkut tentang visi misi lebih lengkap lagi berkaitan dengan manajemen dalam menjalankan kepemimpinannya. Kecerdasan Intelektual lebih menyangkut tentang kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain. [2]  
Dalam Islam sendiri kecerdasan sangatlah diutamakan di dalam al quran ditemukan sejumlah kisah – kisah, tokoh, nabi, rasul baik itu dari katagori yang paling tinggi, rendah penderitaan mendapat cobaan penyakit, budak kemudian menjadi raja, mencari Tuhan hingga menemukan Allah SWT sebagai Tuhan, mampu berbicara dengan segala bahasa. Kisah – kisah ini bermaksud untuk memberikan pelajaran terhadap ulil albab (orang yang memilki kecerdasan). Allah SWT menurunkan al quran untuk umat manusia dengan maksud dan tujuan, semuanya itu adalah untuk membahagiakan manusia baik  dunia maupun akhirat secara umum, namun secara mendasar mencerdaskan manusia sehingga bisa hidup dalam hidayahNya dengan kecerdasan yang dimilikinya. Namun pesonal manusia kadang – kadang tidak mampu menggapai kecerdasan tanpa bantuan oleh lain, dengan kata lain harus ada yang memimpin dan pemimpin tersebut harus mempunyai kecerdasan khususnya kecerdasan Intelektuan yang akan kita bahas berikut ini.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN KECERDASAN

Sebelum kita membahas tentang tentang kecedasan Intelektual baiknya
 terlebih dahulu kita memahami tentang apa kecerdasan itu sendiri atau dengan kata lain mengetahui apa itu pengertian kecerdasan. Dalam kamu Bahasa Indonesia, Cerdas adalah sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran. Kecerdasan Intelektual adalah kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain. [3] Kecerdasan (dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan hahasa Arab disebut al-dzaka`) menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (alqudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Begitu cepat penangkapannya itu sehingga Ibnu Sina, seorang psikolog falsafi, menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuitif (al-badlsj (Mujib, 2001). Binet ketika mengadakan tes kecerdasan individual menekankan pada masalah penalaran, imajinasi, wawasan (irrsight), pertimbangan, dan daya penyesuaian sebagai proses mental yang tercakup dalam tingkah laku kecerdasan. Namun pada penelitian yang, lain, pengukuran kecerdasan ditekankan pada kemampuan penyesuaian diri secara cepat dan efektif terhadap situasi yang baru. [4]

Penelitian yang berbeda memberikan penekanan pada kemampuan memecahkan masalah-masalah abstrak. Berdasarkan hasil penelitian di atas, J.P. Chaplin (1999) kemudian merumuskan tiga definisi kecerdasan, yaitu:
1.      kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif;
2.      kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat unsur, seperti memahami, berpendapat, mengontrol, dan mengritik; dan
3.       kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali [5]

Dalam pengertian yang lebih luas, William Stern, yang dikutip oleh Crow and Crow (1984), mengemukakan bahwa inteligensi berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru, keadaan ruhaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problema-problema dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan. Pengertian ini tidak hanya menyangkut dunia akademik, tetapi lebih luas, menyangkut kehidupan non akademik, seperti masalah-masalah artistik dan tingkah laku sosial. Pada mulanya, kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal (intellect) dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanva hersentuhan dengan aspek-aspek kognitif (al-majal al- ma'rifi). Namun pada perkembangan berikutnya, disadari hahwa kehidupan manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek afektif (al-majal al-infi'ali), seperti kehidupan emosional, moral, Spiritual, dan agama. Karena itu, jenis-jenis kecerdasan pada diri seseorang sangat beragam seiring dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.[6] Dalam Penulisan kali ini kita lebih memfokuskan kecerdasan  Intelektual dalam kepemimpinan Pendidikan Islam.


B.     MACAM – MACAM KECERDASAN INTELEKTUAL
Sebelum masuk dalam kecerdasan Intelektual yang berkaitan dengan Kepemipinan Pendidikan Islam baiknya sejenak melihat berbagai macam kecerdasan Intelektual namun tidak harus kita fahami lebih lanjut khususnya dalam pembahasan makalah ini, namun hanya untuk kita ketahui semata. Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia paling tidak ada 8 macam kecerdasan intelektualnya, yaitu: [7]

1.       KECERDASAN LINGUISTIK
 Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Ciri-ciri:
1.      Anda senang bermain dengan kata-kata. Anda menikmati puisi. Anda suka mendengarkan cerita.
2.    Anda membaca apa saja; buku, majalah, surat kabar dan bahkan label produk.
3.    Anda merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri anda baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya, anda pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan atau menulis mengenai sesuatu hal.
4.    Anda suka membumbui percakapan anda dengan hal-hal menarik yang baru saja anda baca atau dengar.
5.     Anda suka mengerjakan teka-teki silang,bermain scrable atau bermain puzzle. Anda dapat mengeja dengan sangat baik.

2.      KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ciri-ciri:
1.    Anda senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental (mencongak).
2.    Anda tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal.
3.    Anda merasa mudah melakukan perencanaan keuangan. Anda menetapkan target dalam bentuk angka dalam bisnis dan hidup anda.
4.    Anda senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci. Anda sering menyiapkan, memberi nomor dan menetapkan suatu daftar kerja.
5.    Anda senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti permainan cheker atau catur.

3.      KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Ciri-ciri:
1.    Anda menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Anda memilki citra rasa yang baik akan warna.
2.    Anda cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera atau handycam.
3.    Anda bisa menulis dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir mengenai sesuatu. Anda dapat menggambar dengan cukup baik.

4.      KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Ciri-ciri:
1.      Anda dapat memainkan alat musik.
2.    Anda dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada.
3.    Anda biasanya dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja.


5.      KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Ciri-ciri:
1.    Anda senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite.
2.    Anda lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri.
3.    Orang sering kali datang kepada anda untuk meminta nasihat.

6.      KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Ciri-ciri:
1.      Anda memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda yang sangat dalam dan pribadi.
2.    Anda sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri.

7.      KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Ciri-ciri:
1.      Anda gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik.
2.    Anda cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri.
3.    Anda senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari.

8.      KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Ciri-ciri:
1.      Anda senang memelihara atau menyukai hewan.
2.    Anda dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman.

Dari macam pembagian diatas dapatlah kita kenali bahwa kecerdasan intelektual sangatlah luas cakupannya dalam kehidupan manusia, selain yang dikenalkan diatas di Indonesia sendiri medoi 2000  diperkenalkan Teori Kecerdasan Baru Metode ini dipopulerkan oleh praktisi sumber daya manusia di Indonesia oleh Ary Ginandjar Agustian pada medio 2000. metode ESQ meruapakan konvergensi antara prinsip kerja kecerdasan emosional atau emotional quetiont (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) (Agustian, Ary Ginandjar, 2005:17). Akan tetapi dalam perspektif Agustin, metode ini adalah penggabungan dari ketiga kecerdasan yang diawali kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ),dan kecerdasan spiritual (SQ). Konsep ESQ adalah bentuk penyelarasan kebutuhan akan kepentingan duniawi dan akhirat sebagai makhluk hidup dua dimensi-dengan meminjam istilah Prof. Notonegoro, mono-dualisme – maka dikonfigurasikan gagasan yang bersifat efektif antara konsep duniawi yang membutuhkan kepekaan emosi dan intelegensia yang baik di satu sisi dengan penguasaan ruhiah vertikal sebagai inspirasi spiritual (Agustian, Ary Ginandjar, 2005:17) [8]

C.    KECERDASAN INTELEKTUAL KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM 


Kecerdasan Intelektual tidak bisa di pisahkan dalam kepemimpinan Pendidikan Islam. Karena Intelektual adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kecerdasan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berfikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelegence Quotient adalah skor yang diperoleh dari sebuah tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang (Wirahimaja, 2003) maka dari itu Pendidikan Islam sangat membutuhkan kemimpin yang mempunyai intelektual yang super dan bisa di andalkan dalam menjalani roda organisasi. Berikut beberapa Gambaram Kecerdasan Intelektual dalam kepemimpinan pendidikan Islam, antara lain

1.      Kecerdasan Intelektual dalam Al Quran

Islam memberi teladan kepada kita untuk mempelajari semua disiplin ilmu lewat sosok ulul-albab. Kata ‘Ulul-Albab’ yang disebut enam belas kali dalam Al-Qur’an itu adalah kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Mereka diberi pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan, disamping pengetahuan yang mereka peroleh secara empiris. [9]
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (QS. 2:269)
Di dalam Al-Qur’an Allah juga berfirman bahwa: “Mereka adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. 12:111)
“Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah, dan mereka itulah ulul albab.” (QS. 3:7)
Makna dari kalimat ‘mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia’ memiliki arti yang kompleks yakni mempelajari sejarah berbagai bangsa dengan berbagai disiplin ilmu yang ada di dalamnya, untuk disimpulkan dan dijadikan satu pelajaran yang bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan dan khususnya dalam hal pelaksanaan Kepemimpinan pendidikan Islam. Al Quran sudah sangat sempurna mengajarkan bagaimana seorang pemimpin itu harus melaksanakan tugasnya dengan baik, Al quran juga sangat terang mengajurkan bahwah setiap manusia haruslah cerdas dalam bingkai keislaman bukan cerdas dalam bingkai kekhufuran

2.      Kecerdasan Intelektual Dalam hadits

Bercara hadits adalah bicara Rasulullah SAW. Tidak sedikit Rasulullah menganjurkan kepada sahabatnya dan ummatnya untuk memperhatikan tentang kecerdasan intelektual, berikut beberapa hadits yang menggambarkan hal tersebut

"Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan,sesuai dengan perkataan Allah (ketahuilah tiada Tuhan selain Allah) Ia memulainya dengan Ilmu sesungghunya ulama adalah pewaris para nabi, mereka mewarisi ilmu dengan sangat lengkap, barang siapa yang menempuh jalan (proses belajar dan mengajar) untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."  (Hadist Bukhari)
"Barang siapa yang akan diberikan kebaikan oleh Allah maka ia akan diberikan pemahaman, cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan belajar." (Hadist Bukhari)
"Tidak boleh hasad (iri) kecuali dalam dua perkara, seorang yang diberikan Allah kepadanya harta dan ia menggunakannya untuk menegakkan kebenaran, dan seseorang yang diberikan Allah kepadanya hikmah (ilmu pengetahuan yang luas) dan ia menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupannya dan mengajarkannya kepada orang lain.( Hadist Bukhari)
”Tanda-tanda hari Kiamat diangkatnya ilmu, dan kebodohan bersemayam, khamar menyebar dan diminum begitu pula perbuatan zina (Hadist Bukhari)  [10]



3.      Kecerdasan Intelektual Khulafaurrasyidin

Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam abu bakar as-sidiq sebagai khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagi pemimpin agama dan pemerintahan. Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa khalifah abu bakar ini adalah sama dengan pendidikan islam yang dilaksanakan pada masa Nabi baik materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan,akhlaq,ibadah,kesehatan dan lain sebagainya.
1.       Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
2.       Pendidikan akhlaq,seperti adab masuk rumah orang,sopan santun bertetangga,bergaul dalam masyarakat.
3.       Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan shalat puasa dan haji.
4.       Kesehatan seperti tenteng kebersihan, gerak-gerik dalam sholat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Menurut ahmad syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama hasan fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang arab pada masa Abu bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul yang terdekat.lembaga pendidikan islam adalah masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, sebagai sholat berjamaah, membaca al-qur’an, dan lain sebagainya. Dengan meluasnya wilayah islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki ketrampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini di perlukan pendidikan. Pada masa Umar bi khattab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis al-qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama islam. Pendidikan pada masa Umar ini lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa arab sudah mulai tampak, orang yang baru masuk islam dari daerah yang ditaklukan harus belajar bahasa arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahui islam, oleh karena itu , pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab. Setelah Umar kepemimpinan Pendidikan Islam di lanjutkan oleh Usman, Pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit perunbahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan rasul yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Dan padamasa ini juga dibukukan Al Quran  sebagai panduan kecerdasan Umat Manusia. [11]
4.      Kecerdasan Intelektual para Ulama dan Ilmuan Islam
Selain yang di gambarkam dalam Al Quran dan Hadits juga kecerdasan Intelektual kepemimpinan Islam yang dicontohkan oleh Khulafaurrasyidin  kita juga juga dapan melihat bagaimana kecerdasa pendidikan islam tersebut di contohkan oleh para ulama terdahulu dan ilmuan – ilmuan Islam antara lain
a.       Kecerdasan Intelektual Imam – imam Mazhab
b.      Kecerdasan Intelektual Penemu – pememu Islam ( Ilmuan Muslim)
c.       Kecerdasan Intelektual para Ulama zaman sekarang



BAB III
PENUTUP


         Ali bin Abi Thalib telah memberikan gambaran yang gamblang tentang pentingnya Kecerdasan Intelektual bagi kepemimpinan Islam, bahwa: “kebatilan yang diorganisir dengan rapi akan dapat mengalahkan perkara yang haq namun tidak diorganisir dengan baik .”  Qawl ini mengingatkan kita tentang pentingnya Tertata dengan rapi kecerdasan Intelektual kita. Kecerdasan Intelektual dalam Kepemimpinan pendidikan Islam sangatlah di perlukan apalagi dengan berkembang pesat ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Era Globalisasi ini membutuhkan kecerdasan Intelektual yang sangat menentang kita dalam persaingan khususnya dalam dunia pendidikan. Karena setiap saat penemuan – penemuan baru dihadirkan kehadapan publik. Bagaimanapun Islam sebagai pemilik ilmu yang sah harus mampu menghadirkan kepemimpinan Islam yang elegan dan mampu bersaing dan mempengaruhi peserta didik dari setiap jenjang agar nuansa keislam lebih kental dalam penerapan keilmuan. Hal ini tentunnya dituntut kecerdasan Intelektual yang tinggi dari para pemimpin pemimpin Islam khususnya dibidang pendidikan Islam. Agar nantinya melahirkan generasi Islam yang kuat  yang dapat bersaing dalam berbagai bidang.


Daftar Pustaka

Biah, Junal  KHAZANAH: Vol. XII. No. 01 Januari-Juni, 2014 (Kombinasi Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spritual dalam Pendidikan Era Global)
Thontowi Ahmad, epaper  Hakikat Kecerdasan Spritual  2001
Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000
businessballs.com (2009). Howard Gardner’s multiple intelligences. http://www.businessballs.com/howardgardnermultipleintelligences.htm.
http://safrudinsfil.blogspot.co.id/2009/11/metode-ini-dipopulerkan-oleh-praktisi.html
https://cintabelajarblog.wordpress.com/2016/12/16/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin/
Al Bukhari  al ja’fi, Al Bukhari, bi Hasyiati Sanadi ( Beirut : Dar Al Fikr, 1991 Jilid I hal 24 bab Ilmu


[1] Biah, Junal  KHAZANAH: Vol. XII. No. 01 Januari-Juni, 2014 (Kombinasi Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spritual dalam Pendidikan Era Global) 
[2] https://kbbi.web.id/cerdas 
[3] https://kbbi.web.id/cerdas
[4] Thontowi Ahmad, epaper  Hakikat Kecerdasan Spritual  2001
[5] Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000
[6] Thontowi 2001
[7] businessballs.com (2009). Howard Gardner’s multiple intelligences. http://www.businessballs.com/howardgardnermultipleintelligences.htm.
[8] http://safrudinsfil.blogspot.co.id/2009/11/metode-ini-dipopulerkan-oleh-praktisi.html
[9] http://safrudinsfil.blogspot.co.id/2009/11/metode-ini-dipopulerkan-oleh-praktisi.html
[10] Al Bukhari  al ja’fi, Al Bukhari, bi Hasyiati Sanadi ( Beirut : Dar Al Fikr, 1991 Jilid I hal 24 bab Ilmu
[11] https://cintabelajarblog.wordpress.com/2016/12/16/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin/



Share on : Facebook Twitter Google+

1 komentar:

  1. Really very happy to say, your post is very interesting to read. I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job. Keep it up, click here for Roblox Song ID

    BalasHapus